5 Dampak Psikologis Terlalu Sering Meminta Maaf
- freepik.com
5. Membatasi Potensi Diri
Kebiasaan meminta maaf berlebihan juga bisa membuat seseorang enggan mengambil risiko. Mereka takut membuat kesalahan dan akhirnya memilih untuk tidak mencoba.
Padahal, menurut teori self-efficacy dari Albert Bandura (1997), keyakinan pada kemampuan diri sangat penting untuk berkembang. Jika terus-menerus menganggap diri salah, kesempatan untuk maju bisa terhambat.
Cara Mengurangi Kebiasaan Meminta Maaf Berlebihan
Kenali pemicunya
Coba sadari situasi apa saja yang membuat kamu refleks minta maaf.
Ganti dengan ucapan positif
Alih-alih berkata “Maaf sudah merepotkan”, coba ucapkan “Terima kasih sudah membantu.”
Bangun rasa percaya diri
Fokus pada kekuatan diri dan ingat bahwa tidak semua hal adalah kesalahanmu.
Latih komunikasi asertif
Belajar menyampaikan pendapat dengan jujur dan sopan tanpa harus merendahkan diri.
Meminta maaf adalah tanda kedewasaan, tapi jika terlalu sering dilakukan justru bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Mulai dari menurunkan rasa percaya diri, memicu kecemasan, hingga menghambat perkembangan diri.
Penelitian-penelitian psikologi menunjukkan bahwa keseimbangan adalah kunci. Maaf perlu diucapkan saat memang ada kesalahan, bukan sebagai respon otomatis untuk semua hal.
Dengan belajar mengurangi kebiasaan ini, kita bisa lebih sehat secara psikologis dan menjaga hubungan sosial tetap hangat tanpa harus mengorbankan harga diri.