Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sperma

Onani
Sumber :
  • google image

Olret – Kualitas sperma merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan kesuburan pria. Kualitas sperma dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari gaya hidup, lingkungan tempat tinggal, hingga masalah kesehatan lainnya.

Sperma berkualitas rendah dapat menyulitkan pembuahan dan terkadang menyebabkan infertilitas. Sekitar 2/3 pria yang mengalami kesulitan hamil memiliki jumlah dan/atau kualitas sperma yang rendah.

Sperma yang sehat tidak hanya meningkatkan peluang pembuahan tetapi juga memengaruhi kesehatan bayi di kemudian hari.

Apa itu kesehatan sperma?

Kesehatan sperma terutama bergantung pada jumlah, pergerakan, dan bentuk sperma:

Kuantitas: Idealnya, air mani dalam ejakulasi harus mengandung setidaknya 15 juta sperma per mililiter. Kurang dari itu akan mengurangi peluang kehamilan karena jumlah sperma yang membuahi sel telur lebih sedikit.

Motilitas: Untuk mencapai dan membuahi sel telur, sperma harus dapat bergerak dengan mudah melalui serviks, uterus, dan tuba falopi. Secara umum, setidaknya 40% sperma harus motil untuk mencapai pembuahan.

Bentuk (morfologi): Sperma pada umumnya memiliki kepala oval dan ekor panjang, yang bekerja sama untuk membantu sperma bergerak. Secara umum, bentuk sperma tidak sepenting kuantitas atau pergerakan sperma terhadap kesuburan. Semakin khas bentuk sperma yang Anda miliki, semakin tinggi peluang Anda untuk hamil.

Jumlah sperma memang penting, tetapi kualitas sperma juga penting. Selama analisis air mani, tenaga kesehatan profesional akan melihat berapa banyak sperma yang bergerak dengan baik (motilitas) dan berapa banyak yang bentuknya ideal untuk membuahi sel telur dan menghasilkan bayi (morfologi sperma).

Bagaimana cara mengetahui kualitas sperma yang baik?

Untuk mengetahui secara pasti kualitas sperma yang baik atau tidak, metode yang paling dapat diandalkan adalah dengan melakukan analisis air mani di fasilitas medis khusus. Jumlah dan kualitas sperma dapat diukur dengan menganalisis air mani.

Analisis air mani akan melaporkan jumlah total sperma yang ditemukan dalam sampel dan jumlah sperma atau konsentrasi sperma (jumlah sperma per mililiter air mani). Analisis ini juga akan mempertimbangkan kualitas sperma.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2021, sampel air mani dianggap normal jika memenuhi kriteria utama berikut:

  • Volume semen: 1,4 ml atau lebih per ejakulasi.
  • Kepadatan sperma: 16 juta sperma/ml atau lebih.
  • Jumlah sperma total: 39 juta atau lebih di seluruh sampel.
  • Motilitas (total): Setidaknya 42% sperma motil (termasuk motil progresif dan non-progresif).
  • Motilitas progresif (PR): Setidaknya 30% sperma motil progresif. Ini merupakan indeks yang sangat penting karena sperma perlu bergerak lurus dan cepat untuk mencapai sel telur.
  • Laju morfologi normal: Setidaknya 4% sperma memiliki morfologi normal (menurut kriteria Kruger). Morfologi abnormal dapat memengaruhi kemampuan untuk membuahi.
  • Laju sperma hidup: 54% atau lebih.
  • Waktu pencairan: Sperma perlu mencair sempurna dalam waktu 60 menit (biasanya 15-30 menit).
  • pH: 7,2 atau lebih tinggi.

Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas sperma

Faktor gaya hidup seperti pola makan, olahraga, berat badan, tidur, stres... semuanya dapat memengaruhi kualitas sperma, termasuk morfologi dan motilitas.

Kegemukan, obesitas: Dapat memengaruhi motilitas sperma dan meningkatkan jumlah sperma abnormal.

Penyalahgunaan tembakau: Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak rokok yang dihisap pria, semakin buruk kualitas spermanya.

Banyak minum alkohol: Racun dalam alkohol dapat merusak sel-sel penghasil sperma, meningkatkan kelainan sperma, dan mengurangi jumlah sperma berkualitas baik.

Masalah usia: Meskipun pria terus memproduksi sperma sepanjang hidup mereka, kualitas sperma menurun seiring bertambahnya usia.

Paparan bahan kimia seperti pestisida, herbisida, logam berat, dan beberapa produk rumah tangga.

Suhu testis perlu lebih dingin daripada bagian tubuh lainnya untuk menghasilkan sperma berkualitas baik.

Beberapa masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kesuburan pria antara lain:

Penyakit dan kondisi yang memengaruhi testis dan pergerakan sperma.

Penyakit yang memengaruhi hipotalamus atau kelenjar pituitari. Kelenjar ini mengeluarkan hormon yang menyebabkan testis memproduksi testosteron dan sperma. Beberapa penyakit dapat mengurangi jumlah hormon yang diproduksi kelenjar ini. Hal ini kemudian mengurangi jumlah testosteron dan sperma di dalam tubuh.

Penyakit menular seksual seperti gonore dapat mencegah sperma bergerak dari testis ke dalam air mani.

Kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker.

Penggunaan obat-obatan terlarang seperti ganja, kokain, dan heroin.