Jalan Cepat vs Jogging: Mana yang Lebih Ngefek Buat Tubuh?

Olahraga Di Malam Hari
Sumber :

Olret – Kalau kamu tipe yang suka bangun pagi buat olahraga atau sekadar gerak-gerak habis kerja, pasti pernah bingung mending jalan cepat atau jogging, mana yang lebih efektif buat bakar kalori, sehatin jantung, atau jaga stamina? Keduanya terlihat mirip, tapi ternyata punya "keajaiban" dan tantangan sendiri. Yuk, kita telusuri fakta seru di balik dua olahraga simpel ini!

 

 1. Kalori Terbakar Banyak Mana? Tergantung Kecepatan dan Durasi!  

Jogging memang juara bakar kalori per menit. Menurut studi Harvard Health Publishing, jogging dengan kecepatan 8 km/jam bisa membakar ~240-300 kalori dalam 30 menit (untuk berat badan 70 kg). Sementara jalan cepat (6 km/jam) bakar ~150-180 kalori dalam waktu sama.  

Tapi jangan buru-buru pilih jogging! Durasi juga pengaruh. Misalnya, jalan cepat 1 jam (360-420 kalori) vs jogging 30 menit (240-300 kalori). Kalau kamu enggak kuat lari lama, jalan cepat bisa jadi opsi "low effort, high result".  

Kalau Mau hasil maksimal, kamu bisa coba keduanya! Coba interval training dengan pakai metode jalan cepat 3 menit + jogging 1 menit, ulangi 5-7x. Badan makin lean, stamina naik!  

 2. Manfaat Kesehatan bagi Jantung vs Sendi  

Jogging lebih efektif meningkatkan kapasitas paru-paru dan kesehatan jantung karena intensitasnya tinggi. Riset di Journal of the American College of Cardiology bilang, jogging rutin turunkan risiko penyakit jantung hingga 30%.  

Sedangkan jalan cepat lebih ramah untuk sendi, terutama buat yang punya masalah lutut atau obesitas. Studi di Arthritis Foundation menunjukkan jalan cepat mengurangi risiko osteoartritis karena minim tekanan pada lutut.  

 

 3. Mana yang Lebih 'Ngegas' Mood?  

Olahraga apapun bisa bikin bahagia lewat hormon endorfin, tapi jogging punya keunggulan dalam meningkatkan produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF), protein yang bikin otak lebih fokus dan mengurangi stres.  

Tapi, jalan cepat juga enggak kalah! Aktivitas ini bisa dilakukan sambil ngobrol sama teman atau dengerin podcast, sehingga lebih menyenangkan bagi yang enggak suka olahraga monoton.  

Fun Fact-nya di Jepang, ada tren "Shinrin-yoku" (jalan kaki di hutan) yang terbukti turunkan level kortisol (hormon stres) hingga 15% hanya dalam 20 menit.

 4. Mana yang Lebih Cocok Buat Anak Muda Sibuk?  

Anak muda usia 25-35 sering kejar deadline, jadi waktu adalah barang mewah. Di sini, jogging menang karena lebih efisien dengan durasi waktu 20-30 menit sudah cukup buat hasil optimal. Tapi, jalan cepat bisa jadi pilihan buat yang multitasking, misalnya sambil jalan-jaling naik transportasi umum atau dengerin podcast favorit. 

 

 5. Risiko Cedera: Jogging Lebih Rentan?  

Iya! Jogging memberi tekanan 2-3x berat badan pada lutut setiap kali kaki menapak. Kalau teknik lari salah atau sepatu enggak nyaman, risiko cedera (seperti shin splints atau nyeri lutut) meningkat.  

Jalan cepat? Hampir tanpa risiko selama kamu pilih jalur rata dan pakai sepatu supportive. Cocok buat yang jarang olahraga atau baru pulih dari cedera.  

 

 

Jadi, pilihan jalan cepat atau jogging kembali lagi pada kebutuhan kamu pribadi. 5 pertimbangan diatas ini bisa kamu gunakan untuk memutuskan olahraga manakah yang paling dibutuhkan dan paling cocok. 

Nah, siap kasih tantangan ke tubuh hari ini? Lari keliling kompleks atau jalan cepat sambil dengerin lagu favorit? Yang penting, keep moving!