4 Jenis Kebutuhan Manusia di Drama Korea “Our Beloved Summer"
- U-Repot
Olret – “Our Beloved Summer” adalah serial komedi romantis tentang dua mantan kekasih yang ditarik kembali di depan kamera dengan kehidupan masing-masing, dibintangi oleh Kim Da-mi dan Choi Woo-shik.
Tapi lebih dari suasana romantis, penceritaan emosional ketidaksempurnaan manusia yang dipengaruhi oleh peristiwa menyakitkan dan traumatis dalam hidup.
1. Takut ditinggalkan adalah kebutuhan akan rasa aman.
Our Beloved Summer
- U-Repot
“It’s okay to be alone from the start. You’d be used to it. But being alone after being with someone isn’t something I want to experience again.” – Choi Ung
Putus cinta memang menyakitkan, tapi rasa sakit Choi Ung semakin dalam. Ditinggalkan dan ditinggalkan sendirian di jalan oleh ayahnya, itu menciptakan dampak traumatis pada perspektifnya tentang hubungan.
“Saya suka hal-hal yang tidak berubah tetapi orang berubah atau menghilang seiring waktu. Makanya tidak ada orang atau waktu dalam karya saya,” jelasnya saat ditanya soal gambarnya.
Hidupnya bahkan lebih menyedihkan ketika orang penting lainnya dalam hidupnya, Kook Yeongsu, putus dengannya. Peristiwa itu memicu rasa sakitnya yang mengakar karena ditinggalkan, "Apakah saya hal termudah yang Anda miliki yang dapat Anda buang?"
Sejak itu, ia berusaha menyembunyikan identitasnya dari publik dan membenamkan dirinya dalam menggambar bangunan tanpa orang.
Di jantung ketakutan Choi Ung akan pengabaian meneriakkan kebutuhan akan keamanan, perasaan merasa berharga sebagai pribadi, bahwa dia penting, diinginkan, dan dibutuhkan.
“Kurasa aku ingin melihatmu mencintaiku. Aku ingin melihatmu hanya mencintaiku,” Choi Ung mengungkapkan perasaannya kepada Kook Yeongsu.
2. Tindakan penghindaran adalah kebutuhan akan perlindungan.
“To avoid getting hurt, I hurt the people I loved. I disguised my low self-esteem with breakup.” – Kook Yeongsu
Diintimidasi sebagai seorang anak karena menjalani kehidupan tanpa orang tua dan dibesarkan sendirian oleh neneknya, Kook Yeongsu mulai membangun tembok di sekelilingnya untuk melindungi dirinya dari ancaman emosional.
Oleh karena itu, dia menolak kehidupan hubungan sosial dan malah membenamkan dirinya dalam belajar keras untuk mencapai pekerjaan yang baik dan keluar dari kemiskinan.