DEAR X EPISODE 10: Pernikahan Berdarah dan Babak Baru Kebenaran Gelap
- mydramalist
Olret –Hidup Ah-jin tampak sempurna setelah menerima lamaran Do-hyuk. Namun di balik kemewahan rumah barunya, kebenaran gelap, trauma lama, rahasia pernikahan pertama, dan ancaman mematikan mulai terbuka perlahan hingga mendorongnya pada titik terburuk.
Lamaran Do-hyuk & Ledakan yang Hampir Merenggut Nyawa
Ah-jin mengetahui bahwa menerima lamaran Do-hyuk akan memudahkan hidupnya, namun ia tetap menetapkan batas agar dirinya tidak sepenuhnya bergantung pada siapa pun. Saat ia mempertanyakan kesungguhan Do-hyuk, pria itu hanya memberi janji lewat kata-kata sebuah tanda bahwa jika ia menggenggam tangan lelaki itu, hidupnya akan berubah selamanya. Di sisi lain, Ji-ho dan Jun-seo berusaha kabur dari ledakan setelah seseorang sengaja membocorkan gas di ruangan tempat mereka berada. Keduanya selamat, namun jelas ada pihak yang mengincar Ah-jin dan orang-orang di sekitarnya.
Do-hyuk kemudian memberikan cincin kepada Ah-jin dan mencium tangannya dengan lembut, menegaskan bahwa hubungan mereka bukan lagi sekadar kedekatan biasa. Sementara itu, Jun-seo menerima kabar bahwa kakeknya dalam kondisi kritis, namun sesampainya di rumah sakit, ia justru mendapati pria itu sudah meninggal membuat Jun-seo kembali tenggelam dalam duka mendalam.
Kematian Kakek, Kebohongan Ibu, dan Luka Masa Lalu yang Terungkap
Di pemakaman, ibu Jun-seo datang tanpa menunjukkan sedikitpun kesedihan, bahkan mengaku lega karena ayah mertuanya meninggal. Ketegangan meningkat ketika sang ibu mengungkapkan bahwa selama ini ia berbohong Jun-seo bukan keturunan keluarga tersebut. Kebenaran itu menghancurkan dirinya, terlebih ia sadar bahwa penderitaan Ah-jin di masa lalu turut dipicu oleh konflik keluarganya. Merasa bersalah, Jun-seo pergi ke jembatan dan menangis sendirian menanggung beban emosional yang terus menghantuinya.
Sementara itu, Ah-jin tinggal di rumah besar bersama Do-hyuk karena tanggal pernikahan mereka sudah ditetapkan. Media memberitakan kabar itu secara besar-besaran, membuat Ji-ho dan Jun-seo mencoba menerima kenyataan bahwa Ah-jin kini bersama laki-laki berpengaruh. Namun kehidupan rumah itu penuh kejanggalan. Ada ruangan di lantai tiga yang bahkan mantan istri Do-hyuk tidak pernah boleh masuki. Ketika Ah-jin mencoba bertanya, Do-hyuk menanggapinya dengan dingin seolah menyembunyikan sesuatu.
Rumah Mewah yang Mencekam & Masa Lalu Do-hyuk yang Tak Pernah Terungkap
Ah-jin mulai menyadari banyak hal aneh di rumah tersebut, jam rusak di waktu yang sama dengan trauma masa kecilnya, pembalut yang tiba-tiba muncul di kamar mandi, dan pelayan yang terlalu takut untuk menolak perintah Do-hyuk. Saat makan malam, Do-hyuk bercerita tentang mantan istrinya seorang perempuan yang disebutnya tidak stabil secara mental hingga akhirnya dirawat di rumah sakit jiwa. Cara Do-hyuk menceritakan kisah itu membuat Ah-jin merinding, ia mulai menyadari bahwa lelaki itu menyembunyikan sisi gelap yang dalam.
Ketika syuting film dimulai, Ah-jin berperan sebagai biarawati dalam kisah balas dendam. Namun dialog tentang keluarga yang dibunuh membuat ingatan masa lalunya muncul kembali, menyadarkan Ah-jin bahwa suaminya mungkin memiliki kecenderungan psikopat.
Serangan Sun-yi, Tawa Berlumur Darah, dan Kecurigaan Baru
Di saat Ah-jin pulang dengan tubuh lelah, Sun-yi yang kini bekerja sebagai pelayan rumah Do-hyuk menyelinap masuk dengan pisau, berniat merusak wajah Ah-jin karena rasa iri dan benci yang ia pendam selama ini. Ah-jin terbangun tepat waktu, keduanya bertarung sengit hingga pisau itu mengenai tulang selangka Ah-jin. Sun-yi ingin membuat hidup Ah-jin hancur, namun pertarungan justru berakhir dengan wajah Sun-yi yang terluka parah akibat dorongannya sendiri.
Melihat pantulan dirinya yang rusak, Sun-yi menjerit histeris. Ah-jin, yang terpukul dan tertekan oleh trauma serta ketakutan, justru tertawa sambil menangis di lantai yang berlumur darah. Saat itulah Do-hyuk masuk. Ia hanya berdiri diam, menatap Ah-jin dengan sorot mata sulit dibaca kaget, kecewa, atau justru semakin yakin pada kecurigaan yang selama ini ia pendam.