4 Alasan Kamu Harus Menonton Drama Korea Love All Play
Olret – Love All Play adalah drama korea romantis olahraga menarik yang berpusat pada kemitraan dinamis antara pria dan wanita di tim bulu tangkis ganda campuran.
Park Ju Hyun memerankan Park Tae Yang, mantan calon atlet Olimpiade yang hasratnya terhadap bulu tangkis tiba-tiba terhenti karena insiden yang mengubah hidupnya. Meski mengalami kemunduran, dia memulai perjalanan untuk meraih kembali mimpinya tiga tahun kemudian.
Chae Jong Hyeop berperan sebagai Park Tae Joon, yang awalnya memandang bulu tangkis hanya sebagai pekerjaan. Namun, saat bertemu dengan Park Tae Yang, ia mengalami transformasi besar, baik sebagai pemain bulu tangkis maupun sebagai pribadi, seiring kemitraan mereka berkembang di dalam dan di luar lapangan.
Saat Love All Play berusia 2 tahun, inilah 4 alasan utama untuk menonton Chae Jong Hyeop, acara Park Ju Hyun yang diremehkan.
1. Romansa manis Chae Jong Hyeop, Park Ju Hyun
Park Tae Joon dan Park Tae Yang mungkin memulai perjalanan mereka bersama di lapangan sebagai pasangan, namun hubungan mereka semakin dalam saat mereka membentuk ikatan yang erat dan akhirnya jatuh cinta.
Serial menggemaskan ini merupakan kejutan yang menyenangkan bagi para penggemar K-drama, menampilkan romansa yang mengharukan dan chemistry yang tak terbantahkan antara Park Ju Hyun dan Chae Jong Hyeop.
Siapa yang menyangka bahwa K-drama yang berkisah tentang pemain bulu tangkis akan membangkitkan kegembiraan dan perasaan berdebar-debar seperti itu? Serial ini wajib ditonton, terutama selama bulan-bulan musim dingin, karena menjanjikan akan menghangatkan hati Anda dan membuat Anda tersenyum.
2. Tema olahraga yang menarik
Dua pemain bulutangkis andalan menemukan diri mereka di persimpangan jalan: satu, terpaksa mengucapkan selamat tinggal pada olahraga tersebut, sementara yang lain berjuang untuk menemukan kegembiraan dalam permainan tersebut.
Namun, ketika jalan mereka bertemu, keajaiban terungkap di lapangan. Tae Yang (Park Ju Hyun), yang pernah menjadi pemain terkenal, dengan enggan meninggalkan bulu tangkis setelah insiden yang memilukan. Menjadi sengsara dan menyalahkan diri sendiri, olahraga telah menjadi satu-satunya tujuan hidupnya.