Kisah Phupha (Earth Pirapat Watthanasetsiri) di A Tale of Thousand Stars
- gmmtv
- Tidak ada orang di sekitar. Anda tidak perlu bersikap keren. ?"
- "Hei Ketua, apakah kamu punya ekspresi lain selain wajah tegas yang selalu kulihat? ?"
- "Apa kamu harus selalu memasang wajah serius? ?"
- "Bawahanmu tidak ada di sini. Bisakah kamu tidak menjadi ketua sebentar? ?"
- "Chief. Bagaimana ekspresimu saat bahagia? Bisakah kamu tunjukkan padaku? ?"
- "Bagaimana dengan senyuman untuk orang yang kamu suka? Oh. Makanya kamu jomblo. ?"
Sial, agresivitas pasif yang datang dari Tian sudah di luar kendali~ Tian memberikan begitu banyak petunjuk tentang keinginan Phupha untuk terus terang dengan perasaannya. Sayangnya, Phupha menolak untuk lengah dan sepertinya tidak mau membuka diri.
Sepertinya saya cukup kritis terhadap Phupha, tapi itu hanya karena dia adalah karakter favorit saya. Menurut saya nuansanya sangat menarik untuk disimak. Tentu saja, saya suka Phupha karena dia nakal, percaya diri, dan penuh kesombongan.
Namun, saya juga menikmati bagian dirinya yang pemalu, gugup, dan penuh rasa tidak aman. Perjuangan internalnya itulah yang membuatnya menjadi karakter yang kompleks. Jika kita tidak bisa menerima Phupha dalam kondisi terburuknya, maka kita tidak pantas menerima dia dalam kondisi terbaiknya.
Kepribadian Phupa
A Tale of Thousand Stars
Izinkan saya, jika Anda mau, untuk menyelami lebih dalam analisis karakter Phupha. Ada dua sisi yang bertentangan dalam kepribadiannya. Sisi pertama adalah bagaimana dia suka menonjolkan dirinya, sebagai pria macho yang tangguh, percaya diri dan tenang.
Phupha ini adalah pemimpin bagi bawahannya, penjaga bagi penduduk desa, dan sosok tegas yang berwibawa bagi pembuat onar seperti Tian. Dia sangat dihormati, dan semua orang di desa menghormatinya.
Sisi kedua dari kepribadian Phupha adalah jiwa yang lebih sensitif, diganggu oleh keraguan dan rasa tidak aman seperti orang lain. Phupha mencoba untuk menekan sisi dirinya ini, tidak ingin orang lain melihat kerapuhannya dan menganggapnya lemah.
Namun, semakin Phupha mencoba menyembunyikan siapa dirinya, semakin dia mundur secara emosional. Dia tidak berbicara, dia tidak tersenyum, dia tidak berani menunjukkan sedikitpun emosi aslinya.